Kotes, Blitar – Menurut Vita, Ketua Penggerak Bank Sampah Kecamatan Gandusari tepatnya di Desa Kotes memiliki kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali di akhir bulan. Kegiatan ini terkait pengelolaan sampah, nama kegiatannya adalah bank sampah yang telah dihidupkan kembali oleh mahasiswa UNISBA (Universitas Islam Blitar). Pasalnya, kegiatan bank sampah ini telah lama mati atau jarang digerakkan lagi.

“Ya biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jum’at dan sabtu mbak,” ujar ibu Endang selaku petugas bank sampah. Ini merupakan pembiasaan kepada warga Desa Kotes untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dan juga mengurangi jumlah angka yang menumpuk di sekitar rumah warga desa kotes.

Bertepatan dengan adanya mahasiswa IAIN Tulungagung yang sedang melaksanakan KKN di Desa Kotes. Mereka  ikut andil dalam kegiatan bank sampah dengan ibu-ibu PKK desa kotes guna meringankan beban ibu- ibu PKK untuk mengambil sampah dari rumah warga, Jum’at (17/01/20).

Dengan adanya mobil operasional yang difasilitasi oleh perangkat desa  sangat membantu dalam sistem pengambilan sampah di setiap RT dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Kegiatan ini dimulai dengan berkumpul bersama ibu-ibu PKK di kantor desa lalu membaginya menjadi 3 kelompok untuk mengambil sampah yang telah dikumpulkan oleh warga di setiap RT dan RW tepatnya di dusun kotes.

Tepat pada pukul 09.00 mahasiswa IAIN Tulungagung dan ibu-ibu PKK mulai berpencar sesuai pembagian untuk singgah ke rumah setiap warga mengambil sampah yang telah mereka kumpulkan serta membawa timbangan dan buku untuk mencatat sampah yang disetorkan warga.

Sampah yang dikumpulkan oleh warga berupa sampah yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, sampah kertas, dan sampah kaca. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan tersebut kemudian di timbang lalu dicatatat oleh mahasiswa KKN posko satu berapa kg sampah yang warga setorkan.

Proses penukaran dari sampah menjadi rupiah ini harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu  sampah yang telah dibawa oleh petugas bank sampah disetorkan ke pengepul sampah atau yang biasa disebut orang jawa dengan “tukang rosok” untuk ditimbang kembali lalu dihitung sesuai beratnya baru kemudian dapat ditukarkan menjadi bentuk rupiah. Rupiah hasil penyetoran warga tidak serta merta langsung diberikan kepada warga, akan tetapi warga mendapatkan hasil setoran sampah mereka menjelang hari raya sesuai dengan jumlah dan berat sampah yang telah dicatat oleh petugas bank sampah.

Kegiatan bank sampah ini sungguh menuai berkah bagi warga desa kotes. Ibarat menabung mengumpulkan sesuatu sedikit demi sedikit lalu menjadi bukit, sama seperti kegiatan bank sampah ini  warga mengumpulkan sampah sedikit demi sedikit hingga bertumpuk banyak yang nantinya dapat ditukarkan menjadi rupiah. Selain itu kegiatan bank sampah juga bertujuan untuk menyadarkan warga akan pentingnya menjaga lingkungan dan membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya.

by : Divisi Komunikasi dan Publikasi posko 1 KKN 2020 Desa Kotes Kec. Gandusari

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Wednesday, May 8, 2024