PANGGUL – Syawalan bagi masyarakat Desa Ngrencak telah berakhir. Saatnya masyarakat desa memulai untuk perayaan Longkangan. Longkang ini dipercayai masyarakat sebagai tradisi khusus mereka yang perlu dirayakan dengan membuat tumpeng dan memberikan makanan sebelum acara tayuban dimulai.

Sebelumnya, masyarakat bergotong royong untuk rewang membuat makanan  yang disajikan untuk umum. Lalu, pada Selasa 30 Juli 2019 pagi, diadakan bersih Desa. Setelah itu, pada pukul 09.00 WIB diadakan acara khusus pria, yang dinamakan genduren.

Genduren ini juga dirayakan dengan memberikan bantuan uang seikhlasnya yang biasa disebut dengan becekan. Biasanya setiap rumah memberikan uang kurang lebih sebesar Rp 20.000. Kemudian bagi para wanita, mereka memberikan bantuan berupa barang seperti sembako.

Pada malam harinya, pukul 20.00 WIB  perayaan Kesenian Jawa yakni tayubban yang diadakan di Pendopo Dusun Krajan dilaksanakan.

Kami perlu menempuh perjalanan dengan jalan kaki untuk menyaksikan tayubban. Dimuai dari rute Balai Desa Ngrencak, kami (posko 1 dan 2 desa ngrencak)  harus melewati gang-gang rumah tetangga kurang lebih perjalanan kami berlangsung selama 5 menit dengan berjalan kaki menuju ke Pendopo Dusun Krajan.

Setiap perjalanan, kami selalu bertemu para tetangga di depan rumah mereka. Kamipun menyapa dan bersalaman dengan mereka dengan senyuman. Kami juga mendapat respon yang baik berupa sikap keramahan dari para tetangga yang kami temui dalam perjalanan.

Sesampainya di tempat perayaan yang berada di Pendopo Dusun Krajan, kami disambut para penerima tamu termasuk kepala desa yaitu Agung Susilo dan para sesepuh Desa Ngrencak.

Lalu kami bersalaman dengan mereka. Di dalam pendopo, kami disambut dengan hidangan yang lezat mulai dari kripik ketela, kue lapis, dan jadah goreng dan lainnya serta soto daging sapi yang enak. Setelah itu berbincang-bincang dengan para sesepuh di sana. Acara tayubban diawali dengan suara gamelan yang di mainkan para sesepuh laki-laki, 1 penyanyi tayuban dan 2 penari yang bersanggul yang anggun dan cantik.

Musik gamelan dan tarian yang lemah gemulai para sinden bagaikan hipnotis bagi kami. Begitu terpana bagi kami untuk melihatnya lebih dekat. Tak lupa, kami juga membuat kenangan dengan mengambil foto serta video sebagai dokumentasi yang ada di Desa Ngrencak.

Pada penghujung acara tepat pukul  21.20 WIB, dimulailah acara inti yang berawal dari sambutan oleh Bapak Kepala Desa yaitu Agung Susilo. Dia menyampaikan dengan kata-katanya yang lemah lembut atas sepenggal tujuannya dalam rangka tayuban untuk bersih-bersih desa sekaligus menceritakan profil Desa Ngrencak.

Saat acara dimulai para sinden yang bersanggul dengan paras cantiknya mengajak para bapak-bapak untuk menari bersama di depan dengan selendang yang dibalut dengan warna oranye. Kemudian mereka digiring untuk menari di depan para tamu yang datang dengan gaya tarian yang gemulai seperti hipnotis yang mematikan untuk menari bersama sinden.

Di tengah-tengah acara, sontak kami begitu kaget dengan hal yang tak terduga, kami dikejutkan ketika para bapak duduk melingkar dan di tengah lingkaran itu yang mereka minum dan merokok bersama dengan duduk melingkar hingga anak laki-laki dari posko kami menjaga anak perempuan di tengah-tengah agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

Terbesit dalam hati, kenapa setiap ada tanyuban itu ada box minuman yang warna hijau? Tapi itulah tradisi di Desa mereka selama ini. (*)

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Tuesday, May 7, 2024