JOMBOK, PULE – Potensi yang ada di Desa Jombok bisa dikatakan sudah cukup bervariasi. Mulai dari Kerupuk Ketela, Empon-empon, Serih Wangi, Minyak Nilam, dan Janggelan. Semua produk tersebut telah memiliki tempat produksi masing-masing. Salah satunya adalah Sentra Janggelan yang dikelola oleh Suyari di Dusun Sidem.

Janggelan sendiri sudah tidak sekedar diolah menjadi ‘cincau hitam’ seperti yang sering dijumpai di pasar. Di Jombok janggelan telah diolah menjadi berbagai jenis olahan yang menarik, ada stik janggelan, minuman janggelan, dan jeli janggelan. Semua juga telah dikemas dengan kemasan yang cukup menarik.

Namun menurut Suyari, kendala dari produksi janggelan masih cukup banyak. Salah satunya adalah masalah pemasaran, selama ini Suyari hanya memproduksi jika ada pesanan saja. Jika tidak ada pesanan, maka janggelan hanya akan disimpan atau dijual keluar Desa Jombok dalam keadaan mentah.

Mahasiswa KKN Desa Jombok setelah berkoordinasi dengan Kepala Desa Jombok, Nur Salim, ternyata menemui gagasan dan ide yang sama. Bahwa solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk lokalnya sendiri. Jika setiap acara di desa selalu menggunakan produk lokalnya sendiri, dana dalam desa akan berputar dan dapat digunakan di dalam desa sendiri.

Seperti papar Nur Salim, “Masyarakat harus semakin Inovatif, Kreatif, dan Solutif. Jangan hanya diam, segala sesuatu yang ada di desa harus dapat semaksimal mungkin dimanfaatkan oleh masyarakat desa sendiri.” Tentu hal tersebut telah sesuai dengan program KKN Revolusi Mental, yakni Gerakan Indonesia Mandiri.

Terakhir, “Sosialisasi Mencintai Produk Lokal” yang digelar di Dusun Kojan Desa Jombok berhasil di gelar dengan sukses. Masyarakat tampak antusias mendengarkan Suwanto, narasumber dari Industri Kecil Menengah Pule. (Aba’)

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Saturday, Apr 27, 2024