PAGERWOJO, KESAMBEN. 19/01/2020.  Mahasiswa KKN dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung di Dukuh Koripan, Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar melaksanakan salah satu program devisi Sosial Budaya dan Keagamaan yaitu memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak.

Mahasiswa KKN menyatakan “Mengingat permainan tradisional adalah salah satu bagian dari ragam kebudayaan yang tumbuh di Indonesia. Sebelum kedatangan  perkembangan teknologi yang mulai merayap dikalangan anak-anak, aneka permainan tradisional sempat mewarnai kehidupan anak-anak Indonesia“.

Berangkat dari fenomena tersebut devisi sosial budaya dan keagamaan mahasiswa KKN IAIN Tulungagung  berinisiatif untuk mengadakan suatu program “memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional kepada anak”  di Desa Pagerwojo dengan sasaran siswa MI Bustanul Mutta’alimin pada jadwal kegiatan olah raga dan pekan kreatif di setiap hari minggu setelah senam.

Pada 19 Januari 2020, devisi sosial budaya dan keagamaan dan dibantu oleh devisi lain melaksanakan satu program pekan kreatif dengan salah satu kegiatan didalamnya yaitu memperkenalkan permainan tradisonal kepada anak. Kegiatan ini mendapat respon positif dari anak-anak.

Permainan tradisional sendiri tidak banyak diketahui oleh siswa-dan siswi di era modern sekarang ini, sebab sudah banyak permainan yang mengikuti perkembangan tekhnologi yang modern serta memberikan efek negatif pada anak seperti, membuat anak lebih individualis“, Terang salah satu guru di MI Bustanul Mutta’alimin.

Di antara permainan tradisional yang diperkenalkan oleh Mahassiswa KKN devisi sosial budaya dan keagamaan berupa permainan petak umpet, gobak sodor, bentengan, kucing-kucingan dan boi-boian. Pada hari-hari berikutnya setiap pembelajaran olah raga, kami (devisi sosial budaya dan keagamaan) ikut menyelipkan permainan tradisional dan memberikan pemahaman mengenai permainan tradisional yang dimainkan.

Pada dasarnya banyak ragam permainan tradisional yang ada di Nusantara ini, karena berbagai suku yang ada di Indonesia, maka tiap daerah memiliki permainan tradisionalnya masing-masing. Namun, intinya permainan tradisional tersebut mengandung banyak hal positif didalamnya”, Ujar Mahasiswa KKN.

Secara tidak langsung permainan-permainan tradisional mengajarkan pada anak-anak tentang kesederhanaan, melatih anak agar bermental sportif, melatih percaya diri anak, mudah bergaul dengan sekitar, memicu kreatifitas anak, menyehatkan serta melatih ketangkasan anak dan hal-hal positif lainnya dan tentunya tidak monoton“, Tambahnya.

Program yang dilaksanakan devisi sosial budaya dan keagamaan ini memiliki tujuan utama yaitu memperkenalkan kembali serta melestarikan budaya permainan tradisional yang sudah terlupakan oleh generasi milenial pada saat ini. Kegiatan memperkenalkan permainan tradisional ini mendapat respon yang sangat positif dari para siswa.

Banyak siswa lebih menikmati permainan tradisional ini setelah mendapat pengenalan mengenai permainan tradisional.

 “Besok main lagi kak! main kucing-kucingan seru..!!“, ungkap beberapa siswa kelas tiga.

Ungkapan tersebut membuktikan bahwa permainan tradisional masih disukai dan digemari meski banyak yang menganggapnya kuno.

Akhir dari program ini yaitu melombakan beberapa permainan tradisional di setiap kelas dan diharapkan juga anak-anak nantinya akan lebih menguasai berbagai permainan tradisional untuk sedikit mengurangi bahaya negatif dari gadget.

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Wednesday, May 1, 2024