Cengkeh menjadi salah satu komoditas emas hijau Indonesia. Semua bagian dari tanaman ini tidak ada yang kebuang secara sia sia. Batang, ranting bahkan daun daun yang menyampah pun bisa diolah sebagai bahan baku minyak cengkeh atau minyak atsiri.

Bu Sumarti warga dusun parang desa semen kecamatan gandusari kabupaten blitar, merupakan pemilik CV. Bayu Sarana Mandiri yang mempunyai kontrak dengan Kimia Farma untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi Kimia Farma, dari kimia farma sendiri memberikan alat produksi akan tetapi diangsur dalam hasil pengiriman. “pesan dari ibu manajer kimia farma, jangan merasa mesin produksi itu punyamu, jadi per pengiriman akan di potong untuk mesin ini” papar ibu sumarti. tahun 2017 awal tahun mulai melakukan penyulingan, awal mula beliau hanya menjadi perantara Antara kimia farma dengan unit penyulingan guna memenuhi kebutuhan bahan baku penyulingan, dan seiring berjalannya waktu beliau dipercayai untuk mempunyai tempat penyulingan sendiri, dan memlilih lokasi parang untuk mendekat dengan bahan baku penyulingan sehingga lebih memangkas biaya transportasi.

Yang awal masih menggunakan 1 tandon kini berkembang menjadi 2 tandon karena permintaan dari kimia farma mengalami peningkatan. Dengan sistim preorder dari Kimia Farma membuat bu sumarti harus memenuhi target waktu pengiriman, “pemesanan mengikuti preorder, misal bulan ini untuk mengirim minyak 1 ton dalam jangka waktu satu bulan, harus terpenuhi bagaimanapun caranya” paparnya.

Butuh kesabaran dalam proses penyulingan manual yang berlangsung selama 24 jam. Dua wadah tungku besar menjadi senjata untuk memasak daun cengkeh dan harus dimasak dalam api yang besar dan terus menyala. Maka dalam satu hari hanya bisa melakukan penyulingan 3 kali, dengan 6 pegawainya yang terus bergantian, dan satu kali penyulingan (4 kwintal daun cengkeh) hanya bisa menghasilkan 10-14 liter itupun tergantung dari daun cengkehnya, semakin bagus daun cengkehnya semakin banyak yang dihasilkan dari proses penyulingan.

Untuk bahan baku sendiri ada yang dari perkebunan yang ada di desa semen dan ada juga beberapa dari daerah tulungagung, blitar serta lereng gunung kawi, membutuhkan waktu 4 bulan dari mulai penanaman hingga dapat dijadikan bahan baku tetapi setelah awal petik 4 bulan selanjutnya masa petiknnya 1,5 bulan.

Untuk keuntungan tergantung harga pasar seperti tahun lalu harga bisa mencapai Rp. 240.000/liternya. Itupun hanya bertahan 1 bulan dan terus mengalami kemerosotan hingga sat ini diharga Rp.125.000/ liternya, musim kemarau beberapa bulan yang lalu daun cengkeh melimpah disbanding musim hujan. Kondisi itu menjadi berkah tersendiri bagi pemilik dan pegawai penyulingan minyak cengkeh.

Selain cengkeh unit penyulingan minyak cengkeh Mitra Atsiri PT. Sinkona Indonesia Lenstari dengan nama mitra CV. Bayu Sarana Mandiri, juga memenuhi kebutuhan produksi mulai dari minyak dilem guna bahan baku parfum, bubuk jahe dan bubuk kina. Hal tersebut merupakan berkah dari mulai hanya perantara dan sekarang bisa memproduksi penyulingan sendiri yang terikat kontrak dengan kimia farma. (Yoga, Deni, Wahyu, Carel – Semen 2)

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Sunday, May 12, 2024