Tim Divisi Ekonomi melakukan kunjungan ke salah satu usaha milik warga tepatnya di RT 02 Dusun Genuk, Desa Kalimanis pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2020. Pemilik usaha opak gambir tersebut bernama Ibu Tatik.

Beliau memiliki suami yang bernama Siswanto. Bapak Siswanto berprofesi sebagai pedagang bubur kacang hijau keliling yang dijajakan di beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Doko tepatnya di Resapombo.

Menurut Ibu Tatik, “berdagang merupakan salah satu cara membuka pintu rezeki yang disunahkan Rasulullah SAW. Maka dari itu saya sangat senang dan bersemangat saat menekuni usaha yang sedang dikerjakan“.

Ibu Tatik menjalankan usaha opak gambir tersebut masih belum lama yaitu sejak satu bulan terakhir. Dulunya, beliau merupakan seorang pengrajin tusuk sate. Beliau menekuni usaha pengrajin tusuk sate kurang lebih satu tahun.

Namun, Ibu Tatik memilih untuk mengakhiri usahanya tersebut dikarenakan memiliki cucu yang masih kecil dan takut jika alat yang digunakan untuk proses pembuatan tusuk sate melukai cucunya. Maka dari itu beliau lebih memilih untuk menjalankan usaha opak gambir.

Adonan opak gambir tersebut berbahan dasar tepung kanji, telur, santan, dan ekstrak varian rasa buah-buahan yang dicampur menjadi satu. Varian rasa tersebut terdiri dari warna merah untuk rasa stroberi, putih untuk rasa leci, hijau untuk  rasa melon, kuning untuk rasa durian dan ungu untuk rasa anggur.

Proses pembuatanya tergolong mudah, namun harus telaten dan ditambah dengan bantuan alat bernama cetakan kue semprong. Alat tersebut dibeli beliau dengan harga dua ratus lima puluh ribu rupiah untuk satu pasangnya.

Ibu Tatik tidak melakukan penjualan opak gambir secara langsung, namun  hanya menjualnya kepada pengepul yang ada di Desa Sumberbendo dengan harga tiga puluh dua ribu rupiah untuk satu kilonya. Kemudian oleh pihak pengepul dijual lagi keluar daerah bahkan ke luar provinsi seperti di kalimantan, sumatra  dll.

Meskipun usaha yang beliau geluti masih baru dan masih tergolong belajar namun Ibu Tatik tidak pantang menyerah dan tidak patah semangat. Justru beliau menjadikan sebuah kegagalan sebagai kunci kesuksesan yang akan diraihnya suatu saat nanti.

Bu Tatik mengungkapkan, “Usaha kuwi dilekasi teko cilik disik mbak ora mungkin iso langsung gedhe, westolah alon- alon ae penteng iso kelakon”. “usaha itu berawal dari yang kecil dulu tidak mungkin langsung menjadi besar, pelan- pelan saja agar keberhasilan dapat diraih”.

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Wednesday, May 1, 2024