Pada tanggal 9 Maret 2022, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, Perkasa FM bekerja sama dengan PSGAD UIN Satu Tulungagung mengadakan kegiatan talkshow bertema “Perempuan Bisa, Perempuan Berdaya”.  Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Ibu Dr. Siti Kusnul Kotimah, S.H.I., M.Pd.I. selaku Ketua PC Fatayat NU Tulungagung, dan Ibu Mirna Wahyu Agustina, M.Psi., dosen psikologi selaku perwakilan dari PSGAD UIN Satu Tulungagung.

Tema talkshow tersebut diharapkan dapat ‘membakar’ semangat perempuan Indonesia untuk terus berkarya. Bagaimanapun, peranan perempuan masa kini sudah sangat berbeda dengan kondisi perempuan di masa lalu. Saat ini, peran perempuan sudah banyak diakui sebagai bagian dari masyarakat dunia yang mampu memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan bangsa dan negara.

Termasuk di Indonesia, peran perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata. Perempuan-perempuan Indonesia bahkan mampu bersaing dan mampu menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan ataupun di lembaga-lembaga swasta. Kaum perempuan kini sudah banyak menjadi pilar yang diperhitungkan dan dipilih berdasarkan potensi serta kapasitasnya.

Namun demikian, bukan berarti persoalan gender di Indonesia sudah tuntas. Masih banyak permasalahan bias gender yang masih berkembang luas di Masyarakat Indonesia. Keadilan gender yang banyak disuarakan oleh para aktivis wanita belum menemui titik penyelesaiannya. Perempuan di Indonesia masih sering mengalami kekerasan dan pelabelan negatif baik dari lawan jenis bahkan masyarakat pada umumnya. Beban ganda wanita terkadang masih menjadi persoalan serius. Mereka harus bekerja sekaligus menjadi istri dan ibu yang melayani keperluan keluarga di rumah.

Berbagai permasalahan di atas adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjadikan perempuan Indonesia menjadi lebih baik dan berdaya. Usaha yang dilakukan tentunya tidak hanya dengan menunggu campur tangan dari pemerintah, namun justru dimulai dari diri kita sendiri. Bahkan bisa dimulai dari dalam keluarga. Setiap orang tua yang menyadari pentingnya keadilan gender tentunya akan menyampaikan dan memberikan contoh yang sesuai tentang bagaimana seharusnya keadilan gender itu berjalan. Seorang ayah dapat menunjukkan kasih sayang pada anak perempuannya secara tepat sehingga anak perempuannya tidak tumbuh dengan pemikiran bahwa wanita adalah individu yang tersubordinasi. Demikian juga dengan seorang ibu. Dengan melibatkan anak laki-laki dalam berbagai tugas di rumah, juga akan menanamkan nilai-nilai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam urusan rumah tangga. Penanaman sejak dini menjadi kunci penting dalam kehidupan mereka karena kelak mereka akan tumbuh dengan pemikiran yang mereka bawa dari keluarga mereka.

Dalam acara tersebut, Siti Kusnul Kotimah mengungkapkan bahwa, perempuan berdaya adalah perempuan yang mampu menggali potensi dan dengan percaya diri menampilkan potensi yang dimiliki untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai perempuan yang berdaya. Sedangkan Mirna Wahyu Agustina menyampaikan bahwa perempuan berdaya adalah perempuan yang menyadari potensi yang dimiliki dan memaksimalkan potensinya tersebut untuk kebermanfaatan orang banyak tanpa meninggalkan kodratnya sebagai wanita.

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Sunday, May 5, 2024