NGENI, WONOTIRTO – Pimpinan Ranting Muslimat NU Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto menggelar kegiatan rutin Pengajian Ahad Wage. Kegiatan rutinan ini dihadiri oleh jamaah para Ibu/Bapak Muslimat NU, adek-adek, serta Mahasiswa KKN IAIN Tulungagung di Desa Ngeni.
Kegiatan per 35 hari ini diisi berbagai kegiatan mulai dari pra-acara diisi dengan sholawatan dan pembacaan Yasin dan Tahlil, pembukaan, pembacaan ayat Al-Qur’an, Sambutan-Sambutan, Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muslimat dan Mars Fatayat NU, Yalal Wathon, Mauidhah Hasanah.
Hingga saat ini pun pengajian rutin ini berjalan dengan baik. Pengajian ini dipandu oleh pengurus pimpinan Ranting Muslimat NU dan Fatayat NU dan dihadiri oleh KH. Agus Muadzin dari Kedung Bunder, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Dalam sambutan Ketua NU Desa Ngeni, Bapak Subandi menekankan agar pelaksanaan pengajian rutin menjadi benteng bagi warga Desa Ngeni agar senantiasa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
“Kita juga harus menjaga ukhwah islamiyah serta menumbuhkan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan dan rasa saling percaya terhadap saudara seaqidah serta saling koordinasi dan komunikasi terhadap adek-adek Mahasiswa KKN IAIN Tulungagung di Desa Ngeni ini, terutama dalam bidang keagamaan, sosial dan budaya” ujarnya. Desa Ngeni, Ahad pagi (19/01/2020)
Selain itu beliau juga menghimbau kepada para pengurus Muslimat NU dan Fatayat Ranting Ngeni serta adek-adek Mahasiwa KKN IAIN Tulungagug di Desa Ngeni untuk ikut serta menyukseskan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) NU Wonotirto ataupun Pimpinan Cabang (PC) NU Blitar di Desa Ngeni.
Majelis ini dihadiri oleh lebih dari 200 jamaah dari berbagai Dusun. Mauidhah Hasanah di sampaikan oleh Bapak Kyai Haji Agus Muadzin dari Kedung Bunder Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar.
Dalam hal ini beliau menyampaikan, Tentang “Pemecahan Promblematika Kehidupan”. “pemecahan problematika kehidupan dengan sebuah telur, yang diibaratkan dengan 3 macam telur“, Ujarnya.
“Pertama, yaitu, telur ayam (Pemecahan masalah dengan melibatkan orang lain). Kedua, telur bebek (Pemecahan masalah dengan cara membiarkan masalah tersebut berlalu dan meyakini bahwa masalah tersebut dapat terselesaikan dengan sendirinya). Yang terakhir telur penyu (Pemecahan masalah dengan cara menyembunyikan masalah dari orang lain). Dari telur kita dapat mengambil pemecahan masalah yang sesuai dengan promblematika yang dihadapi”, Terangnya.
Akhir ceramahnya, beliau juga menyampaikan mengenai adab dalam makan, “bahwasannya ketika kita makan diajurkan dengan menggunakan tangan kanan dan sebelum makan hendaknya membaca doa, agar makanan yang akan kita makan menjadi lebih berkah“.
“Begitu sebaliknya ketika kita terlupa untuk membaca doa sebelum makan maka berdo’a dengan membaca “ Bissmillah awwalahu wa aakhirohu”.” Tambahnya diakhir ceramah.