WONOTIRTO, BLITAR – 14 Februari 2023 mahasiswa KKN Multisektoral Desa Wonotirto Kabupaten Blitar melaksanakan program kerja terakhir untuk pemberdayaan masyarakat desa yakni pembuatan silase pakan ternak. Hal ini dilaksanakan guna menindak lanjuti permasalahan yang kelompok dapati pada saat melaksanakan anjangsana di masyarakat.

Pada saat tim KKN melaksanakan anjangsana di rumah beberapa kepala dusun mereka berpendapat bahwa di beberapa Dusun di Wonotirto berprofesi sebagai petani, dan pekerjaan sampinganya adalah beternak sapi. Maka tidak sedikit masyarakat yang memiliki sapi potong di desa ini. Desa Wonotirto pada bulan Januari-Februari memiliki curah hujan yang cukup tinggi, yang mana hal ini menjadikan tumbuhan di desa ini menjadi segar dan semi.

Namun pada saat musim kemarau desa ini sangat kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan juga berdampak pada hasil tumbuhan alam untuk pakan ternak. Maka dari itu KKN UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung di Desa Wonotirto memiliki pandangan untuk membuat alternatif pakan yang dapat dimanfaatkan saat kondisi apapun. Dengan beberapa pertimbangan kita meminta pemateri dari Universitas Nahdlatul Ulama’ Blitar Program Studi Peternakan untuk mengisi pengarahan dan juga praktek pembuatan silase.

Konsep dari kelompok tidak hanya melaksanakan pengarahan saja, namun juga kita lanjutkan untuk melakukan praktek step by step yang tujuanya agar masyarakat dapat memahami dengan betul bagaimana cara silase ini. Sebetulnya silase adalah proses pengawetan pakan hewan sebagai alternatif jangka panjang bilamana peternak sukar untuk menemukan bahan pakan.

Konsep silase hampir sama dengan proses pembuatan makanan tape, yang mana menggunakan metode fermentasi untuk pengawetan bahan makanan. Bahan yang dibutuhkan untuk proses ini adalah AM4, tetes tebu, dan polard. Langkah awal pembuatanya dengan mencacah rumput gajah atau pakan ternak sepanjang kurang lebih 5m dan diuraikan. Selanjutnya mencampurkan obat AM4 dan Tetes tebu yang setelahnya disiramkan ke pakan yang sudah tercacah tadi.

Langkah selanjutnya adalah dengan menabur polard ke atas pakan dan dilanjutkan untuk memasukan ke media fermentasi. Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembuatan silase. Produsen dapat menggunakan drum, plastik, atau wadah lainya yang dapat mengunci agar udara tidak masuk ke dalam bahan silase. Namun dalam kesempatan ini tim menggunakan media plastik agar lebih mudah dalam prakteknya di lapangan.

Tim menggunakan plastik ikan ukuran 50×100. Pakan harus dipadatkan dan ditutup rapat untuk membuang udara yang ada di plastik. Hal ini untuk mendapatkan hasil maksimal pembuatan silase ini yang dapat dibuka kurang lebih 2 minggu, setelah itu dapat diberikan kepada hewan ternak. Silase ini dapat bertahan satu sampai dengan delapan bulan pemakaian dengan memperhatikan kadar air dan tingkat kelembutan bahan.

Pelatihan ini dihadiri oleh warga desa Wonotirto untuk edukasi penanganan krisis pangan pada saat musim kemarau. Hal ini juga dapat menjadi sumber pemasukan masyarakat sekitar yang mana silase ini dapat dijual belikan kepada peternak sapi untuk memenuhi kebutuhan gizia sapi. Silase juga memiliki kandungan yang kompleks untuk pemenuhan nutrisi sapi jika dibandingkan dengan langsung memberikan pakan rumput secara mentah-mentah. [KKN Wonotirto/WFF]

Close
LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

LP2M UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

Saturday, Apr 20, 2024